KALIMAT
Pengertian
Kalimat
Pengertiaan
kalimat atau definisi kalimat memang bermacam-macam.Para ahli bahasa pun
memiliki beragam definisi atau pengertian yang sama. Namun dapat kita pahami
definisi atau pengertiaan kalimat memiliki maksud yang sama.
Ahli
tata bahasa dalam buku chear(1994:240) berbicara seputar kalimat
bahwa kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi
pikiran yang lengkap.
tapi lebih terprinci lagi
dapat diartikan sebagai berikut :
Kalimat adalah gabungan dari
dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi
akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan
dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak
lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum : – Joy Tobing adalah pemenang
lomba IndonesianIdol yang pertama. – Pergi! – Bang Napi dihadiahi timah panas
oleh polisi yang mabok minuman keras itu. – The Samsons sedang konser tunggal
di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah. Setiap kalimat memiliki unsur
penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk unan kalimat
yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK : – Subjek /
Subyek (S) – Predikat (P) – Objek / Obyek (O) – Keterangan (K) kata-kata yang
teratur yang berisi pikiran yang lengkap.
1. Predikat
(P)
Predikat dalam pandangan
aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti
kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal,
adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus
pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
i. Dia dari Medan
j. Pak Nurdin ke Saudi.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
i. Dia dari Medan
j. Pak Nurdin ke Saudi.
Pada sepuluh kalimat di
atas, terdapat bagian yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata maupun frasa
(lebih dari satu kata). Kata atau frasa yang dicetak miring tersebut berfungsi
sebagai predikat.
Kalimat a dan b adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori verbal, disebut kalimat verbal. Kalimat c dan d adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagoriadjektival, disebut kalimat adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori nominal, disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagorinumeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori preposisional, disebut kalimat preposisional.
Kalimat a dan b adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori verbal, disebut kalimat verbal. Kalimat c dan d adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagoriadjektival, disebut kalimat adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori nominal, disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagorinumeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori preposisional, disebut kalimat preposisional.
2. Subjek
(S)
Disamping predikat, kalimat
umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat
bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis
kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat
tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasaYasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh kalimat seperti ini:
Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasaYasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh kalimat seperti ini:
1. Merokok merupakan
perbuatan mubazir.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.
3. Tiga adalah sebuah angka.
4. Sakit bisa dialami semua orang.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.
3. Tiga adalah sebuah angka.
4. Sakit bisa dialami semua orang.
3. Objek
(O)
Objek bukan unsur wajib
dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori
verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika
kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi
subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori
nomina.
Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu
Suster ane, ayah, sebuah buku, dan hal itu pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek. Khusus pada kalimat b. Terdapat dua objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2)
4. Pelengkap
(PEL)
Pelengkap atau komplemen
mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya
menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan
kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata
tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.
5. Keterangan
Unsur kalimat yang tidak
menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan
menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu
terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa
terletak di depan S atau P.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.
d. Tono mencabut paku dengan tang.
e. Dengan tang Tono mencabut paku.
f. Tono /dengan tang/ mencabut paku.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.
d. Tono mencabut paku dengan tang.
e. Dengan tang Tono mencabut paku.
f. Tono /dengan tang/ mencabut paku.
Pada enam kalimat di atas, tampak bahwa frasa di perpustakaan dan dengan tang yang berfungsi sebagai keterangan mampu ditempatkan di awal maupun di akhir. Khusus jika ditempatkan antara S dan P, cara membacanya (intonasi) harus diubah sedemikian rupa (terutama jeda) agar pemaknaan kalimat tidak keliru.
Dilihat dari bentuknya, keterangan pada sebuah kalimat bisa dikenali dari adanya penggunaan preposisi dan konjungsi (di, ke, dari, kepada, sehingga, supaya, dan sejenisnya.). Akan tetapi, tidak semua keterangan berciri demikian, ada pula keterangan yang berbentuk kata, seperti pada contoh berikut:
a. Kami telah mengengoknya kemarin.
b. Tiga tahun kami telah bekerja sama dengannya.
A. Berdasarkan
Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Langsung
Kalimat langsung adalah
kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat
diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana
ucapan dari orang lain
(orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan
dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
- Ibu berkata: “Rohan,
jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
- “Saya gembira
sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
2. Kalimat
Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah
kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain.
Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah
dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
- Ibu berkata bahwa
dia senang sekali karena aku lulus ujian.
- Kakak berkata bahwa
buku itu harus segera dikembalikan.
B. Berdasarkan Jumlah
Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Tunggal
Kallimat tunggal adalah
kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu
predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat
yang panjangA dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana
dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar
yang dimaksud adalah:
* KB + KK (Kata Benda
+ Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
.
S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata
Sifat)
Contoh: Ika sangat
rajin
.
S P
* KB + KBil (Kata Benda +
Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu
satu.
.
S P
Kalimat tunggal dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat
nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya
siswa kelas VI.
2. Kalimat
verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik
bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di
atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan
penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali.
Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih.
Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1. Keterangan tempat,
seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu,
seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua
bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan +
kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok,
dengan wesel pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas,
seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan +
kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas
mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti
akan, sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan,
seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab,
seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah
keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David
Beckham.
10. Frasa yang, seperti:
mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
2. Kalimat
Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas
dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun
subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
2.1. Kalimat
Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2
atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat
majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau
lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
- Kami mencari bahan
dan mereka meramunya.
- Ratih dan Ratna
bermain bulu tangkis di halaman rumah.
C. Berdasarkan Isi atau
Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan
menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Perintah
Kalimat perintah adalah
kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan
sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam
penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan
intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat
perintah :
* Kalimat perintah biasa,
ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah
bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai
dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang
sampah sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai
dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani
nenekmu di rumah !
2. Kalimat
Berita
Kalimat berita adalah
kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya
diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan
intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat
berita :
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan
datang dari Bandung besok pagi.
* Kalimat berita
pengingkaran
Contoh : Saya tidak
akan datang pada acara ulang tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin
akan tiba besok pagi.
* Kalmat berita bentuk
lainnya
Contoh : Kami tidak
taahu mengapa dia datang terlambat.
3. Kalimat
Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat
yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang
diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan
dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan
adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
- Mengapa gedung ini
dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
- Kapan Becks kembali
ke Inggris?
4. Kalimat
Seruan
Kalimat seruan adalah
kalimat yang digunakan untuk mengungkapakanperasaa ‘yang kuat’ atau yang
mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam
pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam
penulisannya.
Contoh:
- Aduh, pekerjaan
rumah saya tidak terbawa.
- Bukan main, eloknya.
D. Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke
dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Lengkap
Kalimat lengkap adalah
kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu
buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
- Mahasiswa berdiskusi di
dalam kelas.
.
S
P
K
- Ibu mengenakan kaos
hijau dan celana hitam.
.
S P
O
2. Kalimat
Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah
kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat
saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya
berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan,
larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
0 komentar:
Posting Komentar