2.1. BIOGRAFI AL-KHAWARIZMI
Nama sebenarnya
Al-Khawarizmi adalah Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi. Selain itu beliau dikenal
sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi telah dikenal di Barat dengan berbagai
ejaan, yaitu : Al-Khawarizmi, Al-Cowarizmi, Al-Ahawizmi, Al-Karismi,
Al-Goritmi, Al-Gorismi dan beberapa ejaan lain. Beliaulah yang menemukan Al
Jabru wal Mukobala (penjabaran dan penyelesaian). Di nama latinkan menjadi
Aljabar.
Beliau dilahirkan di Bukhara.
Tahun 780-850M merupakan zaman kegemilangan Al-Khawarizmi. Al-Khawarizmi wafat antara tahun 220 dan
230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi
hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M.
Sumber lain menegaskan beliau di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M
dan meninggal tahun 266H/850M di Baghdad.
2.2. RIWAYAT HIDUP
Al-Khawarizmi diperkirakan
hidup di pinggiran Baghdad pada masa Khalifah Al-Ma’mun (813 – 833) zaman
Abasiyah, sebagai anggota Bayt al Hikma Baghdad yang meneliti ilmu-ilmu
pengetahuan dan terjemah yang didirikan ayah al-Ma’mun. Pada masa Al-Khawarizmi
hidup pula tokoh lain yang juga ahli astronomi dan matematika seperti, Abu
Ja’far Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi, salah satu dari tiga serangkai ‘Banu
Musa ibn Shakir’ selain Abdullah dan Al-Khawarizmi sendiri. Hampir sebagian
besar kesuksesan yang dicapai Al-Khawarizmi, seperti tulisan tentang astronomi
dan aljabar didedikasikan untuk Al-Ma’mun. Al-Khawarizmi kemungkinan besar
adalah satu-satunya ahli astronomi yang diikutsertakan dalam proyek pimpinan
al-Ma’mun untuk mengukur panjang satu derajat lingkar bumi sepanjang garis
busur. Sejak dia mengetahui bahwa bumi berbentuk seperti bola, suatu nilai yang
akurat untuk mengetahui lingkar bumi telah dicapai, yaitu panjang satu derajat
dikalikan dengan 360. Al-Khawarizmi mencoba untuk membuat ramalan tentang masa
hidup Nabi Muhammad SAW melalui ilmu astronomi. Dia hitung secara cermat waktu
Nabi dilahirkan. Ia termasuk salah seorang ahli perbintangan yang bekerjasama
membuat sebuah Peta Dunia untuk memenuhi permintaan al-Ma’mun, lalu terkenal
dalam pembuatan Peta Ptolemy. Sebagai “Bapak Ilmu Pengetahuan Aljabar” dia
menulis buku berjudul Algebra, yang kemudian diklasifikasi oleh para sejarawan
matematika sebagai Dasar-dasar Pengetahuan Matematika. Al-Khawarizmi adalah
orang yang pertama kali memperkenalkan ilmu aljabar dalam suatu bentuk dasar
yang dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari. Hal ini berbeda dengan konsep
aljabar Diophantus yang lebih cenderung menggunakan aljabar untuk aplikasi
teori-teori bilangan. Penamaan tersebut bukan berasal dari tulisan karya
Al-Khawarizmi dan bukan “Aritmatika” yang merupakan tulisan Diophantus. Para
ahli ilmu pasti kuno (termasuk Yunani) mempertimbangkan bilangan sebagai suatu
besaran. Ini terjadi ketika Al-Khawarizmi memberi pemahaman angka sebagai
sebuah hubungan murni di era modern dimana ilmu pengetahuan aljabar salah satu
bagiannya.
Karya Al-Khawarizmi berjudul
Kitab al-Jabr w’al-muqabalah (The Book of Restoring and Balancing) menjadi
titik awal aljabar dalam dunia Islam. Kata aljabar ini digunakan di dunia Barat
untuk obyek yang sama. Menurut Kasir (1931), kata aljabar berasal dari tulisan
Al-Khwarizmi yang mencantumkan ’al-jab’ sebagai judulnya. Tulisan ini
diterjemahkan (abad XII) ke dalam bahasa Latin oleh Gerhard Cremona dan Robert
Chester, dimana buku ini digunakan sebagai buku wajib matematika dasar di Eropa
hingga abad XVI. Pengaruh lain yang berkait dengan ilmu matematika adalah suku
kata ”Algoritm” yang dikonotasi sebagai sebuah
prosedur baku dalam menghitung sesuatu. Kata ini berasal dari perubahan versi
Al-Khwarizmi ke versi Latin ‘algorismi’, ‘algorism’ dan akhirnya menjadi
’algorithm’. Angka yang tertera dalam setiap halaman tulisan adalah salah satu
bukti peran Al-Khwarizmi dalam aritmatika. Tulisan aritmatika berbahasa Arab
yang pertama kali diterjemah ke bahasa Latin berperan penting dalam
perkembangan bilangan Arab dan sistem bilangan yang diterapkan saat ini. Bahwa
penggunaan sistem bilangan Arab dan notasi penulisan basis sepuluh, telah
diperkenalkan oleh Al-Khwarizmi, dapat dikatakan sebagai suatu revolusi
perhitungan di abad pertengahan bagi bangsa Eropa.
2.3. PENDIDIKAN
Dalam pendidikan telah dibuktikan
bahwa Al-Khawarizmi ialah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan kemahiran beliau bukan saja
meliputi bidang syariat tapi juga dalam bidang falsafah, logik, aritmetik,
geometri, muzik, kejuruteraan, sejarah Islam dan kimia. Al-Khawarizmi sebagai
guru aljabar di Eropa. Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangens
dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.
Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun,
bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad.
Beliau bekerja dalam sebuah
observatory yaitu tempat menekuni belajar matematik dan astronomi.
Al-Khawarizmi juga dipercaya memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka
India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis
Ensiklopedia Pelbagai Disiplin. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari
dalam bidang matematik dan menghasilkan konsep-konsep matematik yang begitu
popular sehingga digunakan pada zaman sekarang.
2.4. PERANAN DAN
SUMBANGAN AL-KHAWARIZMI
1.
Gelaran Al-Khawarizmi
Gelaran Al-Khawarizmi yang dikenali di Barat ialah al-Khawarizmi,
al-Cowarizmi, al-karismi, al-Goritmi atau al-Gorism. Nama al-gorism telah
dikenali pada abad pertengahan. Negara Prancis pula al-Gorism muncul sebagai Augryam atau Angrism. Negara
Inggris pula ia dikenali sebagai Aurym atau Augrim.
2.
Sumbangan Al-Khawarizmi Melalui Karya
Sumbangan hasil karya beliau sendiri, antaranya ialah :
1. Al-Jabr wa’l Muqabalah : Beliau telah menciptakan pemakaian secans dan
tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.
2. Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah mengajukan contoh-contoh
persoalan matematik dan telah mengemukakan 800 buah soalan yang sebagian daripadanya
merupakan persoalan yang dikemukakan oleh Neo. Babylian dalam bentuk dugaan
yang telah dibuktikan kebenarannya oleh al-Khawarizmi.
3. Sistem Nombor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia
penting dalam sistem nombor pada zaman sekarang.
2.5. HASIL KARYA AL-KHAWARIZMI
Seperti yang kita ketahui,
Al-Khawarizmi menghasilkan karya-karya agung dalam bidang matamatik. Hasil
karya tersebut terkenal pada zaman tamadun Islam dan dikenali di Barat.
Hasil karya yang beliau
hasilkan ialah :
1.
Aritmatika
Karya aritmatika Al-Khawarizmi
berjudul “Kitab al-jam wa’l-tafriq bi-hisab al-Hid (Book of Addition and
Subtraction by the Method of Calculation) kemungkinan ditulis setelah
mengerjakan Algebra. Edisi bahasa Arab telah hilang, tapi versi Latin ditemukan
tahun 1857 di perpustakaan Universitas Cambridge, diyakini merupakan karya
Al-Khawarizmi yang diterjemahkan Adelard of Bath pada abad XII. Buku ini
diterbitkan oleh B. Boncompagni dengan judul Algoritmi de numero indorum (Roma,
1857) dan lalu oleh Kurt Vogel dengan judul Mohammed ibn Musa Alchwarizmi’s
Algorithmus (Aalen, 1963). Karya ini dikenal pelajaran pertama yang ditulis
dengan menggunakan sistem bilangan desimal, merupakan titik awal pengembangan
matematika dan sains. Pelajar di Eropa mengaitkan Al-Khawarizmi dengan ‘new
aritmetic’ yang akhirnya menjadi basis notasi angka, dimana penulisan angka
Arab dikenal dengan istilah ’algorism’ atau ’algorithm’.
Hasil karya Al-Khawarizmi
menjadi penting karena merupakan notasi pertama menggunakan basis angka Arab
dari 1 sampai 9,0 dan pola nilai-penempatan. Ini dilengkapi pula dengan
aturan-aturan yang diperlukan dalam bekerja denga menggunakan bilangan notasi
Arab dan penjelasan tentang empat basis operasi perhitungan, yaitu; penambahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Ini juga mengakomodir bentuk-bentuk
penulisan angka yang lazim digunakan, yaitu penulisan dengan enam digit desimal
dan penggunaan tanda akar.
Diantara serangkaian notasi
bilangan Arab yang diperkenalkan Al-Khawarizmi, tidak terlalu signifikan
dibanding notasi nol digit. Tanpa keberadaan bilangan nol tabel-tabel yang
memiliki kolom dalam satuan puluhan, ratusan dan selanjutnya diperlukan untuk
menempatkan satu satuan bilangan sesuai fungsinya. Notasi nol disimbolkan
dengan sebuah ruang kosong dalam satu rangkaian angka, bentuk lingkaran kecil
ini sebenarnya merupakan salah satu temuan matematika yang terbesar. Notasi nol
juga membuka jalan bagi konsep penulisan bentuk positif dan negatif dalam
aljabar.
2.
Aljabar
Buku “Kitab al-jam wa’l-tafriq
bi-hisab al-Hid” yang ditulis Al-Khwarizmi antara tahun 813- 833 berkait dengan
teori persamaan linier dan kuadrat dengan satu variabel yang tak diketahui
sebagaimana dasar perhitungan yang terkait bilangan binominal dan trinominal.
Karya Al-Khawarizmi ini diyakini merupakan buku pertama dalam sejarah dimana
istilah aljabar muncul dalam konteks disiplin ilmu, lebih jauh dipertegas dalam
pembukaan, formulasi dan kosakata yang secara teknis adalah kosakata baru.
Ilmu pengetahuan aljabar
sendiri merupakan penyempurnaan terhadap pengetahuan yang telah dicapai bangsa
Mesir dan Babylonia. Kedua bangsa ini telah memiliki catatan yang berhubungan
dengan masalah aritmatika aljabar dan geometri pada permulaan 2000 SM. Di dalam
Arithmatica of Diophantus tercatat tentang persamaan quadrat, namun belum
terbentuk secara sistematis, karena itu sebelum Al-Khawarizmi aljabar tak
serius dan sistematis dipelajari. Meski begitu terdapat perdebatan bahwa
Al-Khawarizmi berkiblat pada ilmu matematika Yunani, dan yang lain menyebut
bangsa India dan Babylonialah inspirator karya Al-Khawarizmi. Pertentangan
opini itu tak mampu membuktikan adanya hubungan antara karya Al-Khawarizmi
dengan sumber-sumber yang diperkirakan sebelumnya. Sejarawan matematika
mengakui, bahwa mustahil jika mereka ”… terfokus pada keaslian konsep dan model
aljabar oleh Al-Khawarizmi, yang tidak diangkat dari konsep aritmatika
sebelumnya, juga bukan dari karya Diophantus ”.
Bagian pertama tulisan
Al-Khawarizmi menekankan teori-teori yang berkait dengan subyeknya, memberi
penerangan terhadap terminologi penulisan dan konsep penulis. Bagian kedua,
penekanan pada prosedur normal yang mensahkan penggunaan perhitungan praktis
untuk direduksi dengan dasar-dasar aljabar. Bagian akhir berkenaan aplikasi
aljabar bidang perdagangan, penelitian lapangan, pengukuran geometri dan
aplikasi hukum waris Islam.
3.
Pengaruh Karya Algebra
Ahli matematika pada masa Al-Khawarizmi
dan saat ini memberi opini tentang Algebra, antara lain Ibnu Turk, Thabit ibn
Qurra, al-Sidnani, Sinan ibn al-Fath, Abu Kamil dan Abu al-Wafa al-Buzjani.
Karya Algebra juga populer di Barat pada awal abad XII ketika para pelajar
Eropa mulai menerjemah dari bahasa Arab ke bahasa Lain, seperti Johannes
Hispalensis (fl.1140), Gherardo of Cremona (1114 – 1187), Adelard of Bath
(fl.1120) dan Robert of Chester (fl.1150).
Robert Bacon (1214 – 1294) dan
Vincent de Beauvais (sekitar 1275) menjadikan karya Al-Khwarizmi sebagai
referensi dan mengambil beberapa istilah yang ditemukan di buku itu, demikian
pula Albertus Magnus (1208 – 1280) mengacu tabel yang ditulis Al-Khwarizmi.
Sejarawan F. Woepcke menyebut bahwa Leonardo Fibonacci mengutip model Al-Khwarizmi
untuk contoh soal tapi sebagian dari kasus tersebut kemungkinan berasal dari
Abu Kamil, tokoh dimana Fibonacci mengutip sebagian masalah dalam aljabar.
Buku Algebra memberi kesan
mendalam pada karya Regiomontanus (1436 – 1476), tidak saja mengacu pada akar
quadrat (ars rei et census) tetapi juga menggunakan teknik pengungkapan
tertentu; ’restaurare defactus’ sebagai suatu contoh, dengan cara sama yang
persis dengan pemahaman dalam aljabar. Karpinski mencantumkan, kopi naskah
Algebra yang ditampilkan dalam kumpulan tulisan Plimpton menyerupai tulisan
tangan dan pemakaian singkatan yang digunakan Regiomontanus (Johannes Mueller).
Bahwa pengarus karya Al-Khwarizmi sangat besar pada naskah negara-negara Barat
dan Latin yang terlihat pada format tulisan dasar-dasar aljabar yang dipelajari
di Eropa.
4. Sistem Nombor : Telah diterjemahkan
ke dalam bahasa Latin yaitu De Numero
5. Al-Amal bi’ Usturlab’, dan
berbagai karya besar lainnya.
2.6. KETOKOHAN AL-KHAWARIZMI
Setiap tokoh mempunyai sifat
ketokohannya tersendiri. Ketokohan Al-Khawarizmi dapat dilihat dari dua sudut
yaitu dari bidang matematik dan astronomi. Dalam bidang matematik,
Al-Khawarizmi telah memperkenalkan aljabar dan hisab. Beliau banyak
menghasilkan karya-karya yang terkenal ketika zaman tamadun Islam. Antara
karya-karya yang beliau hasilkan ialah
‘Mafatih al-Ulum’. Banyak kaidah yang diperkenalkan dalam setiap karya yang
dihasilkan. Antaranya ialah cos, sin dan tan dalam trigonometri penyelesaian
persamaan, teorem segitiga juga segitiga sama kaki dan mengira luas segitiga,
segi empat selari dan bulatan dalam geometri.
Masalah pecahan dan sifat nombor perdana dan teori nombor juga
diperkenalkan. Banyak lagi konsep dalam
matematik yang telah diperkenalkan al-khawarizmi sendiri.
Bidang astronomi juga
membuatkan al-Khawarizmi dikenali pada zaman tamadun Islam. Astronomi dapat ditakrifkan sebagai ilmu
falaq (pengetahuan tentang bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang
kedudukan, pergerakan, dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan
bintang). Penggunaan matematik dalam astronomi sebelum tamadun Islam amat
sedikit dan terhad. Ini disebabkan oleh
kemunduran pengetahuan matematik yang terhad kepada pengguna aritmetik dan
geometri sahaja
3.1. KESIMPULAN
Sepeninggal
Al-Khawarizmi, keberadaan karyanya beralih kepada komunitas Islam termasuk cara
menjabarkan bilangan dalam metode perhitungan, bilangan pecahan; pengetahuan
aljabar yang merupakan suatu warisan untuk menyelesaikan persoalan perhitungan;
dan rumusan lebih akurat dari yang pernah ada sebelumnya. Di dunia Barat, ilmu
matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya Al-Khawarizmi dibanding karya
penulis abad pertengahan. Masyarakat modern saat ini berhutang budi pada Al-Khawarizmi
dalam hal penggunaan bilangan Arab. Notasi penempatan bilangan dengan basis 10,
penggunaan bilangan irasional, dan diperkenalkannya konsep aljabar modern
membuatnya layak jadi figur penting dalam bidang matematika di abad
pertengahan. Sistem bilangan Arab yang diperkenalkannya membawa perubahan dalam
komposisi dan karakteristik matematika dan revolusi proses perhitungan di abad
pertengahan Eropa. Dengan penyatuan matematika Yunani, Hindu dan mungkin
Babylonia, teks aljabar merupakan salah satu karya Islam di jagat dunia. Disamping
itu kita juga tidak melupakan karyanya yang lain, seperti huruf-huruf aljabar,
algoritma, penemuan notasi angka nol, nilai akar bilangan merupakan bukti peran
Al-Khawarizmi mengembangkan pengetahuan tentang perhitungan.
0 komentar:
Posting Komentar